Jumat, 02 September 2016

Masya Allah, Keluarga ini Mulai dari Orang Tua Hingga Menantu, Semuanya Hafizh Quran

Masya Allah, Keluarga ini Mulai dari Orang Tua Hingga Menantu, Semuanya Hafizh Quran

Salah satu kenikmatan terbesar seorang Muslim adalah ketika dapat menghafal Al Quran. Banyak keutamaan yang diraih dengan menghafal Al Quran.

Di Indonesia, tidak sedikit keluarga yang sebagian atau bahkan seluruh anggotanya menjadi penghafal Al Quran.

Satu di antara keluarga tersebut adalah keluarga pasangan Martono Wibowo dan Marhamah Amini.

Keluarga yang tinggal di Menowosari 41, Kota Magelang ini bisa disebut sebagai keluarga Hafiz Alquran. Pasalnya, selain Marhamah Amini, anak keempat dan kelimanya, Sumayyah serta Hajar Karimah serta seorang menantunya, Arif Purnomo, merupakan Hafiz Alquran.

Amini mengatakan perjalanan menghafal Alquran dilakukan di tengah-tengah aktivitasnya yang padat.

“Saya mulai belajar saat sudah tua. Ketika itu, sudah memiliki kelima anak. Di sela-sela mengasuh maupun kegiatan lain, saya selalu memegang Alquran,” ujar Marhamah Amini, seperti dilansir SINDO.

Meski tidak mondok maupun menempuh pendidikan khusus, namun dia mengaku kemudahannya menghafal Al Quran tidak terlepas dari barokah dan doa orangtua.

“Kalau secara logika sepertinya nggak mungkin menghafal Alquran di sela-sela kesibukan harian yang tak ada habisnya. Saat mulai ngurus orangtua, malah Allah tunjukkan jalan buat saya untuk lebih mudah melanjutkan hafalan.  Kadang manusia ragu dengan perintah Allah karena tidak kelihatan imbalannya secara nyata, tapi ketika kita berniat sungguh menjalankan janji-Nya yang tidak pernah kita sangka-sangka bahkan tidak terbayang sebelumnya, semua karena kebesaran Allah semata bukan karena kehebatan manusia,” tutur pengajar Alquran di SMA IT Ihsanul Fikri, Pabelan, Kabupaten Magelang, itu.

Al Quran bisa dihafal, kata Amini, tidak hanya oleh ustaz dan ustazah atau oleh mereka yang fokus mondok.

“Jadi semua orang sesungguhnya bisa menghafal sampai 30 juz, masalahnya hanya kuat tidaknya kemauan menghadapi halangan yang ditemui karena di tengah perjalanan pasti banyak sekali ujiannya,” papar ibu dari 8 putra, itu.

Ia menambahkan, kunci untuk mendapatkan anak yang hafal Al Quran adalah keteladanan dari orang tua .

“Kalau ingin punya anak yang hafal Alquran ternyata mudah saja, tinggal orangtua berdoa dan ikut berproses bersama mereka. Ikut belajar Alquran, ikut menghafal dan sebagainya, maka otomatis mereka akan mengikuti. Jadi tidak sekadar pingin punya anak hafal Alquran, tapi orangtuanya tidak ikut berproses walaupun itu bisa juga. Singkatnya perlu keteladanan dari orangtua berupa semangat pengorbanan baik waktu tenaga dan lain-lainnya,” tutur Amini yang terkadang menghafal saat menunggu angkot.

Ia juga menhatakan, jika kita sungguh-sungguh berjuang untuk Alquran, katanya, Insya Allah akan diberikan kemudahan semua urusan.

“Jadi seolah-olah semua urusan akan diberesin langsung oleh Allah dengan cara-Nya, yang kita tidak pernah tahu,” ujar dia.

Sumber: islammedia

Kamis, 01 September 2016

Kenapa Pasien Di Wajibkan "BERPUASA SEBELUM OPERASI", Alasannya Mengejutkan!!!

Kenapa Pasien Di Wajibkan "BERPUASA SEBELUM OPERASI", Alasannya Mengejutkan!!!

Dunia kedokteran memiliki aturan baku dalam menyelamatkan para pasiennya. Salah satunya aturan adalah harus berpuasa sebelum menjalani operasi. Biasanya puasa diharuskan selama enam sampai delapan jam sebelum operasi dimulai. Bagi masyarakat awam, hal ini tentu menjadi salah satu tanda tanya besar.

Mengingat kondisi pasien saat menjalani operasi membutuhkan nutrisi, namun justru diharuskan untuk menjalani puasa dengan rentan waktu yang cukup lama. Tidak jarang keluarga tanpa sepengetahuan dokter memberi minuman atau makanan karena kasihan melihat kondisi pasien yang terlihat kehausan dan kelaparan.

Lantas apa alasan dokter mengharuskan pasien berpuasa sebelum menjalani operasi? Dan apakah semua operasi harus dilalui dengan cara itu? Mengingat hampir semua orang bisa saja menjalani jenis operasi yang berbeda dengan tingkat keparahan yang berbeda pula. Ternyata aturan ini sudah sesuai dengan standar kesehatan dan dilakukan demi keselamatan nyawa pasien saat sedang menjalani operasi.

Sebelum menjalani operasi, seorang akan mendapat bius terlebih dahulu agar tidak merasakan sakit ketika proses operasi berjalan. Dalam dunia medis, ada dua bius yang biasa digunakan yakni bius lokal dan bius umum.

Ini berkaitan erat dengan alasan harus berpuasa sebelum tindakan operasi.

Bius lokal hanya menghilangkan rasa sakit dibagian tubuh yang dioperasi saja. Sedangkan bius umum, akan membuat anda tidak sadar sepenuhnya. Hal tersebut biasanya akan berlangsung selama prosedur operasi. Mulai dari awal hingga selesai.

Biasanya pasien yang akan mendapatkan pembiusan umum, anda tidak akan diizinkan makan dan minum apapun. Hal tersebut disebabkan, ketika anda berada di bawah pengaruh bius, reflek tubuh anda akan dihentikan sementara waktu.

Kondisi yang mungkin akan terjadi jika anda makan dan minum sebelumnya pembiusan dilakukan adalah, adanya kemungkinan anda akan muntah atau akan terjadi regurgitasi (yaitu naiknya makanan ke tenggorokan).

Jika hal tersebut terjadi, makanan yang dimakan bisa saja masuk ke paru-paru dan mempengaruhi pernapasan, serta menyebabkan kerusakan pada paru-paru. Muntah pada kondisi ini sangat berbahaya, karena isi lambung dengan pH (derajat keasaman) 2,5 atau kurang yang masuk ke dalam bronchus ( cabang tenggorok ) akan mengakibatkan terjadinya kematian sel/jaringan epitel dan terjadi sembab jaringan paru-paru dengan alveoli penuh dengan hyaline (zat pembentuk dinding kista), eksudat (bahan yang merembes melalui pembuluh darah pada peradangan) dan sel-sel darah merah.

Pada awal terjadinya muntah ini, mungkin kondisi pasien tidak banyak menunjukkan gejala.Tetapi beberapa saat kemudian, pasien bisa jatuh dalam dalam keadaan yang sangat berbahaya, yaitu disertai sianosis (kulit selaput lendir pucat kebiruan karena kurang oksigen), sesak nafas dan takikardi (frekuensi denyut jantung meningkat/berlebihan) yang dapat menyebabkan kematian. Dalam medis, sindroma masuknya isi lambung ke dalam paru-paru disebut dengan sindroma mendelson.

Hal ini disebabkan tingginya tekanan dari cairan dalam lambung, letak lambung yang lebih tinggi daripada letak faring dan akibat tekanan intraesofageal yang relatif menurun. Seperti diketahui, makanan yang kita konsumsi, akan tertahan sampai sekitar 6 jam dalam lambung dan untuk kemudian secara bertahap didorong ke usus (duodenum ).Sehingga secara teoritis setelah sekitar 6 jam lambung akan kosong.

Jadi, sudah sangat jelaskan kenapa sebelum seorang pasien dioperasi disuruh puasa terlebih dahulu.Tindakan tersebut tdak akan membahayakan si pasien. Sehingga sebaiknya pasien selalu mengikuti saran dokternya.

Sumber: cerminan.com